bagi para chatrans, belang jingga yang memeriahkan tahun 2004,
dan kucing-kucing umumnya
12.23.2004
Malaikat dalam Penyamaran
Kau muncul tiba-tiba di muka pintu, jatuh dari pohon mangga.
Dengan bercak hitam tak sempurna di ujung hidung
seperti chaplin wannabe kepalang tanggung.
Bersitegang seharian dengannya, tapi segera makan tidur bersama.
Kaulah pelipur sepinya.
Ketika ia termenung kehilangan saudara.
Kaulah yang mengajarinya memanjat ke puncak.
Ketika ia tertatih berusaha menapak.
Aku sangka, kau hanya mampir selewat pagi.
Tapi ternyata kembali setiap hari.
Menjadikan tempat ini rumahmu.
Mengisi dunia dengan semangat baru.
Dini hari, kau akan membangunkannya dengan tendanganmu
Untuk bersama-sama mengintip ke kamarku.
Tak jarang kuusir karena mengganggu.
Namun bila kau mengendap dan menerkamku,
aku siap bergulat membantingmu,
dan menangkapi kutu-kutu yang bersembunyi di lipatan dagu.
Namun musibah tak dapat dihindari,
Pengendara mesin yang tak bertanggung jawab melarikan diri
kini kau telah pergi
meninggalkan dirinya menggigil ngeri
Takjub aku memandang betapa anak-anak sekampung
tiba-tiba ramai berkumpul membelamu
dan menghadiri pemakamanmu, mendoakanmu
Perlahan airmata ini mengalir
Bukan untuk Harry Roesli, bukan untuk Munir
Bukan pula untuk manusia lain di pelosok dunia yang tersingkir
Tapi hanya untukmu: Sakitkah, saat itu?
Dan untuknya: Bagaimana ia kini tanpamu?
Atau mungkin semata untukku
Karena tanpa disadari
Kau telah terpahat di hatiku
Meninggalkan lubang hitam yang menganga sendu
--- untuk Joni, dari Aku dan Nervi yang kehilangan teman sejati
Abonnieren
Kommentare zum Post (Atom)
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen